Pelatihan menulis dan jurnalistik bagi pendidik dan tenaga kependidikan

Tumbuhkan semangat menulis Guru, Wibraga adakan kelas menulis

sdmuhwirobrajan3.sch.id - Wirobrajan. Sebagai upaya mewujudkan budaya berliterasi di sekolah, SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta selama 2 hari menyelenggarakan Workshop Sekolah Literasi bagi 35 Gurunya, dari tanggal 14 – 15 Maret 2018 yang dilaksanakan di Ruang Kaca SD Muhammadiyah Wirobrajan 3.

Sangat disadari bahwa budaya literasi di masyarakat Indonesia masih cukup rendah. Hal ini pun terjadi di lingkungan lembaga-lembaga pendidikan termasuk sekolah. Ironi memang jika di sebuah lembaga pendidikan seperti sekolah yang notabene sebagai sebuah kawasan atau lingkungan akademik dimana budaya ilmiah, budaya pendidikan, budaya membaca, budaya menulis harus lebih terasa dan dirasakan oleh warga sekolah terutama peserta didik, namun hal itu belum membudaya secara maksimal. Workshop yang diselenggarakan selama dua hari ini sebagai momentum untuk memberikan stimulan bagi guru untuk memulai kembali ‘menulis’ sehingga diharapkan budaya menulis dikalangan pendidik bisa terwujud, yang selanjutnya akan dibekalkan kepada siswa-siswinya untuk bisa membuat karya tulis yang baik.

Dua nara sumber dalam workshop kali ini adalah para pakar dalam bidangnya masing-masing, Dede Sulaiman, mahasiswa S3 UGM, yang juga wali murid dan sekarang menjabat sebagai Ketua Komite Sekolah Ramah Anak SD Muhammadiyah Wirobrajan 3, pengalaman Beliau dalam dunia tulis-menulis sangat mumpuni. Terbukti sudah lebih dari 5 Judul Buku yang Beliau hasilkan. Sedangkan narasumber yang kedua adalah Septa Rismanto, yang tidak lain Beliau adalah ahli IT-nya Wibraga. Beliau juga menjabat sebagai Kepala Bidang Layanan Administrasi & Kehumasan SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta. Kemampuannya dalam dunia IT sudah tidak diragukan lagi. Beliau pun sebagai konseptor sekaligus pelaksana media sekolah berbasis IT.

“Sudah berapa buku yang dihasilkan oleh Bapak Ibu sampai saat ini?", tanya Dede Sulaiman kepada para peserta. Peserta diam seolah menjadi isarat jawaban bahwa belum banyak karya dari para peserta. “Apa yang menjadi kendala Bapak dan Ibu dalam menulis?”, lanjutnya. Jawaban dari pertanyaan ini dapat disimpulkan bahwa selama ini belum banyaknya tulisan yang dihasilkan disebabkan oleh faktor percaya diri, kesibukan, dan motivasi.

Di hari pertama ini, Dede Sulaiman menyampaikan tentang beberapa model tulisan, yaitu model News atau berita, Feature dan News Feature, dengan karakter dan Tipsnya masing-masing. Sedangkan pemaparan dari Septa adalah tentang Web Sekolah yang akan menjadi media publikasi karya tulis Bapak dan Ibu Guru, sehingga tulisannya dapat dibaca oleh orang lain. "Bapak Ibu, jika sudah menulis di web, maka Bapak Ibu otomatis sudah menjadi penulis dunia lho. Mengapa ? Karena karya Bapak Ibu bisa dibaca orang se-dunia," tutur Septa menutup paparan materinya di hari Pertama. Beliau juga menunjukkan bukti bahwa ternyata selama ini web sekolah sudah pernah dilihat oleh masyarakat di belahan Eropa dengan menunjukkan statistik pengunjung web.

Tidak kalah menariknya dengan hari pertama, di hari kedua ini, peserta dilatih untuk praktik membuat tulisan ‘sebisanya’ kemudian diunggah ke Web resmi SD Muhammadiyah Wirobrajan 3. (cah)